Salah
satu karya seni khas indonesia adalah seni ukir dan pahat, Alam yang kaya raya
telah memberi inspirasi kepada masyarakat yang berpikir kreatif, seperti
tercermin dari seni ukir yang kemudian melahirkan beragam jenis, tergantung
kepada kreativitas dan daya dukung alam yang kaya. Khusus untuk seni ukir yang
berbahan dasar kayu, semakin beragam karena didukung oleh alam indonesia yang
memiliki hutan tropis sehingga menghasilkan kayu yang bisa dipakai sebagai
bahan dasar untuk mengukir.
Berbeda
dengan seni ukir modern, seni ukir yang tradisional lahir tidak saja sebagai
karya seni dan tujuan untuk berkesenian, melainkan sangat terikat erat dengan
berbagai persoalan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tradisional. Dengan
demikian seni ukir tradisional ini pada awalnya bisa lahir karena untuk
persembahan kepada leluhur sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Di
Indonesia seni ukir sudah ada sejak zaman prasejarah, yaitu pada zaman batu
muda. Pada zaman itu manusia sudah mengenal perkakas untuk keperluan rumah
tangga serta benda-benda yang terbuat dari kayu dan gerabah. Dilihat dari
jenisnya, ukiran dibagi menjadi: ukiran tembus, ukiran rendah, ukiran tinggi,
dan ukiran utuh.
Sebelum
kita mempelajari cara atau teknik mengukir ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui diantaranya adalah sebagai berikut.
Motif
Ukir
Setiap
daerah memiliki ciri khas motif ukiran. Penamaan ukiran biasanya berdasarkan
tempat dari mana motif itu berasal. Misalnya, motif Pajajaran, motif Mataram,
motif Majapahit, motif Bali, motif Jepara, motif Madura, motif Dayak, motif
Nias, motif Pekalongan, motif Cirebon, motif Yogyakarta dan motif Surakarta.
Masing-masing motif memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi kekuatan dan
kekayaan ragam hias seni ukir nusantara.
Dari
berbagai macam motif tersebut ada beberapa yang memiliki persamaan, seperti
motif relung, patran, ulir, benangan, cawen, pecahan, angkup, endong, simbar,
trubusan, cula, sunggar, danjambul. Jenis ukiran ini memiliki kesamaan dalam
bentuknya namun pada akhirnya memiliki sentuhan tersendiri sehingga tetap saja
dengan mudah dapat dibedakan.
Alat
Ukir
Alat
untuk mengukir adalah pahatan, palu, batu asah, sikat. Untuk mengukir dengan
menggunakan media batu, kayu, atau bambu memiliki jenis pahatan yang berbeda.
Berikut ini adalah jenis-jenis pahat ukir.
1.
Pahat penyiku yaitu pahat yang
bagian ujung pahatnya melengkung sesuai dengan fungsinya untuk memahat
bagian-bagian yang melengkung. Membuat ragam lingkaran, bulatan daun, bulatan
bunga, sisi wajah manusia, menggunakan pahat penyiku ini.
2.
Pahat penyilat, yaitu pahat yang
bentuknya lurus sesuai dengan fungsinya untuk mengukir bagian-bagian yang
lurus. Pada seni ukir yang berasal dari suku Asmat kebanyakan menggunakan pahat
penyilat, sehingga ragam pahatannya lurus dan tegak.
3.
Pahat kol, yaitu jenis pahat
lengkung yang bagian ujungnya untuk membuat bentuk cekungan. Membuat cekungan
harus menggunakan pahatan ini, tidak bisa dengan pahatan lain. Menimbulkan efek
dua dimensi adalah dengan menggunakan pahat kol ini. Dengan demikian pada
permukaan datar akan didapat kedalaman-kedalaman tertentu sesuai dengan benda
atau barang yang menjadi sumber inspirasi pahatan yang terdapat di alam yang
bentuknya tiga dimensi.
4.
Pahat pongot, pahat yang bentuknya
menyudut ke arah kiri atau kanan, berfungsi untuk membersihkan sudut-dudut pada
ukiran. Kehalusan hasil akhir ukiran sangat tergantung pada keterampilan
pengukir atau pemahat menggunakan pahat pongot ini.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengukir kayu dari
berbagai pemotongan untuk memahat. Berikut adalah beberapa teknik termudah dan
paling efektif untuk membantu Anda membuat ukiran kayu.
Carving
Adalah
seni chipping dan memotong pada bagian datar dari kayu untuk membuat ukiran
agar tampaknya menjadi tiga dimensi. Teknik ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat bantu seperti pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering
digunakan untuk memperjelas detail. Dalam ukiran relief, pengrajin pahat kayu
membuat gambar terlebih dahulu kemudia mulai mengukir kayu hingga tampak bagian
yang timbul seperti relief.
Chip
Carving
Teknik
ukiran Chip biasanya digunakan pada potongan-potongan yang lebih besar dari
pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang
lebih besar. Teknik ini untuk membuat karya yang besar seperti patung, dan ini
melibatkan proses yang rumit.
Pembakaran
kayu
Pembakaran
kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk finishing
kayu, tetapi beberapa pemahat benar-benar menggunakan metode pembakaran untuk
mengukir kayu kecil. Kayu yang dibakar akan menghitam di sekitar ukiran akhir
dan memperjelas kesan sehingga tapak lebih hidup.
Mengerik
Mengerik
adalah salah satu cara tertua dan paling sederhana dalam teknik memahat kayu.
Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Berlatih
seni ini ternyata cukup rumit walaupun tampaknya sangat mudah, bagi pemula
untuk membuat ukiran dari teknik ini dapat menghabiskan waktu setengah jam.
Dalam banyak kasus, pemahat kayu yang sudah terampil dapat menggunakan pisau
dengan ukuran terkecil untuk memperjelas detail dari ukirannya.
sumber :
Tidak ada komentar:
Write komentar